Minggu, 17 Agustus 2008

SAMPEL SURVEI

Survey masalah sosial yang tertua dikerjakan oleh Kaisar Agustus beberapa hari sebelum Hari Natal Pertama (sekitar tahun nol Masehi). Kali ini survei sosial berkembang sangat cepat sehingga mampu memberikan ramalan, kontrol dan informasi yang cukup berguna bagi perkembangan suatu masalah serta ilmu. Salah satu prosedur dalam survei adalah bagaimana menentukan sampel yang tepat. Sampel yang tepat ini menentukan penarikan generalisasi dan ramalan yang mendekati benar. Contoh yang telah banyak diketahui adalah survei masalah Pilpres atau Pilkada di beberapa daerah. Ada beberapa lembaga survei yang menawarkan jasa untuk dapat meramalkan keberhasilan atau strategi untuk mencapai kemenangan. Lembaga tersebut tentu dapat bekerja denganbaik dan akurat, tetapi kadang-kadang hasil informasinya serta ramalannya kurang akurat. Mungkin teknik pengambilan sampel merupakan salah satu kuncinya.

Sampel yang sampai hari ini dianggap paling akurat adalah sampel dengan Peluang (probability).

Dalam teknik ini suveyor harus menentukan kritria populasi yang dianggap mewakili karakter yang diinginkan. Dalam hal Pilkada atau Pilpres, karakter populasi berbeda. Pilkada populasi daerahnya terbatas dan karakter sub populasi juga terbatas. Untuk dapat memberi informasi yang valid dalam menentukan sampel Pilkada kecuali memperhatikan karakter populasi juga karakter masing-masing subpopulasi. Misalnya untuk Calon yang dijagokan partai tertentu, harus memperhatikan basis karakter disetiap kantung partai tersebut, tetapi juga basis harus memperhatikan karakter kelompok-kelompok anggota partai lawan. Yang sangat susah adalah menentukan daerah yang sering disebut mengambang atau abu-abu. Suatu saat mereka dapat berubah pendirian. Dalam survei peluang yang dilaksanakan secara acak, maka dapat diketahui kecenderungan pemilih. Dan suveyor dapat memberikan rekomendasi kepada calon (jagonya) bagaimana strategi yang dapat dilaksakan dalam kampanye untuk masing-masing daerah. Ini disebut teknik klaster. Dan apabila dilaksanakan secara acak maka disebut teknik klaser random sampling.

Strategi ini harus dilaksanakan secara konsisten sehingga mendorong keyakinan masyarakat yang para calon pemilih yang mendengarnya, dan dibungkus dengan wadah yang menarik. Bila strategi untuk kampenye hanya memiliki cara yang sama disemua daerah maka dipastikan tidak menarik dan membosankan. Para calon Presiden dan Kepala daerah, atau Caleg saya anjurkan untuk berlomba manarik masa dengan strategi yang simpatik, kaya metoda, dan mendalami karakter sub populasi ari masing-masing calon pemilih, dan sekaligus mendidik masyarakat pemilih dalam berpolitik dengan cerdas dan santun. Semoga Pemilihan Umum 2009 lebih sukses dan dimenangkan partai yang mendorong Rakyat untuk Mandiri dan Merdeka dan cerdas secara politik, cultural, pedagogis dan ekonomis. Jangan lagi menggunakan politik uangdan politik kotor yang lain.



Para pembaca blok ini kalau membaca hasil survei jangan buru-buru percaya, tetapi teliti bagaimana teknik pengambilan sampel dan teknik mengumpulan datanya secara saksama. Kalau lembaga survei tidak menjelaskan teknik-teknik tersebut berarti kurang bertanggung jawab. Peneliti yang baik seharusnya memberi keterangan kepada pembacanya, bagaimana metodologi yang dipergunakan, teknik menarikan sampel, teknik pengumpulan data dan error yang diperoleh, serta teknik analisisnya.
Marilah kita belajar untuk menghargai survey dan mengkritisi hasilnya supaya mendapatkan keterangan hasil survey yang akurat. Tidak ada hasil survey yang benar 100 persen, tetapi survey sangat berguna apabila apabila dilaksanakan dengan metodologi yang benar, jujur, termasuk melaporkan tingkat kesalahannya.

Merdeka. 18 Agustus 2008
Ph.Dewanto

Tidak ada komentar: