Senin, 18 Agustus 2008

ANGGARAN 20 PERSEN APBN UNTUK GURU

Menarik sekali apa yang dikemukan Menteri Pendidikan Bambang Subibyo yang menyatakan bahwa anggaran 20 persen APBN 2009 atau sebesar 224 Triliun lebih, setengahnya diprioritaskan untuk kesejahteraan guru yang berada di daerah. Sebagian lain untuk menuntaskan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, perbaikan kesejahteraan peneliti, meningkatkan mutu SMK. Selamat untuk Menteri Pendidikan Nasional dan para guru serta program pendidikan. Dengan anggaran sebesar 224 triliun tersebut, kiranya sekolah-sekolah negeri yang bocor dan hampir roboh dapat diperbaiki. Di samping itu karena Menteri Pendidikan memprioritaskan anggaran untuk daerah maka memprioritaskan dana dan pengawasan anggaran di daerah-daerah jauh dari pusat, seperti di daerah perbatasan dengan
Malaysia, Timor Leste, dan Papua New Giuini perlu diprioritaskan. Perencanaan membangunan pendidikan, pelaksanaan proses belajar mengajar, pengawasan dan evaluasi belajarnya juga perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh.

Di daerah perbatasan, para pejabat dan pengawas dari daerah perlu diutamakan. Artinya mereka dididik, dilatih untuk mengembangkan pendidikan dan diberi staf yang handal serta fasilitas buku-buku dan media yang memadahi. Ini perlu ditekankan, karena pejabat dari luar daerah banyak meninggalkan posnya karena pulang kampung. Studi banding, perjalanan harus dikurangi. Apabila ada uang berlebih Pemerintah Daerah diharapkan semakin banyak mengirim guru-gurunya untuk sekolah S2 dan S3 di Universitas yang maju, sehingga kader daerah tambah banyak dan handal. Di samping itu perlu juga seleksi dedikasi guru yang benar-benar ingin mengembangkan sekolah di daerah, jangan sampai guru tertentu hanya mau bekerja di daerah perkotaan yang telah maju. Perlu ada insentif khusus bagi guru, dosen dan peneliti yang mau bekerja di daerah-daerah untuk mengembangkan wilayahnya dengan kontrak kerja yang pasti.

Di daerah-daerah sebenarnya banyak kader handal, tetapi mereka lebih banyak terlibat pada tugas-tugas administrasi dan protokoler sehingga kadang-kadang mengurangi waktu untuk tugas pokok. Pemanfaatan sumber daya guru dan dosen di daerah-daerah untuk tugas penelitian pendidikan perlu diutamakan, jangan sampai tugas pokokdianak tirikan atau diserahkan guru baru atau dosen junior, karena mereka lebih tertarik pada jabatan-jabatan yang basah, seperti anggota legislatif, atau tim kemenangan Pilkada dasebaginaya.

Uang 224 triliun untuk banga Indonesia yang masih menderita ini besar sekali artinya kalau dipergunakan secara benar dan proporsional, jangan sampai ada semboyan mumpung ada uang marilah ramai-ramai bikin proyek, marilah ramai-ramai memproyek anggaran yang berlimpah. Ingatlah kualitas Indonesia ketinggalan dalam bidang pendidikan dengan Philipina, Thailand, Malaysia dan Vietnam.

18-08-2008
Merdeka.
Ph. Dewanto

Tidak ada komentar: